Share

Rabu, 17 Agustus 2011

10 Perang Indonesia yang Pantas Menjadi Video Game (Part 2)

7. Insiden Hotel Yamato (Surabaya)




Instruksi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Agustus 1945 untuk mengibarkan bendera Merah Putih di seluruh pelosok Nusantara tidak serta-merta membuat kedaulatan Indonesia berjaya. Belanda tampaknya tak kehilangan akal untuk terus menancapkan taringnya di atas Tanah Air. Berkedok sebuah lembaga kemanusiaan, Intercross, Belanda melakukan langkah-langkah politik dan berunding dengan pihak Jepang di Hotel Yamato. Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda W.V. Ch Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas hotel tersebut. Tentu saja ini memicu kemarahan besar rakyat Surabaya. Para pemuda berkumpul di luar hotel dalam jumlah masif, marah karena kedaulatan Indonesia yang terinjak. Mereka merangsek paksa, masuk ke dalam hotel dan memicu apa yang kita kenal sebagai Insiden Hotel Yamato. Bagian biru bendera Belanda tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali dengan disertai pekik “Merdeka” para pemuda Surabaya.

Konsep Game: Walaupun konflik yang dihadirkan di insiden ini tidak cukup untuk menghasilkan sbeuah game perang, insiden Hotel Yamato ini dapat menjadi cut-scene dan event yang menghasilkan emosi permainan yang lebih intens. Anda akan merasakan kemarahan dan semangat para pemuda Surabaya untuk tetap mempertahankan Indoneisa.

6. Operasi Dwikora (Malaysia)



Kecemasan Soekarno bahwa Malaysia dan Kalimantan Utara akan menjadi kaki tangan kolonial membuat operasi Dwikora dikerahkan. Malaysia yang kala itu berada di bawah wewenang kekuasaan Inggris diberikan kesempatan untuk melakukan referendum dan menentukan nasibnya sendiri. Namun, masyarakat Malaysia saat itu justru mulai menghasilkan sikap anti-Indonesia dan “meludahi” Tanah Air kita. Soekarno yang marah memutuskan untuk berperang. Sebuah pidato terkenal, Ganyang Malaysia, juga diproklamasikan saat itu. Perang agen rahasia, sabotase, dan militer terbuka dikerahkan. Indonesia harus melawan tiga negara sekaligus: Malaysia, Inggris, dan Australia.

Konsep Game: Operasi Dwikora memiliki segudang potensi yang dapat melahirkan sebuah video game yang berkualitas. Anda dapat memilih sebuah konsep perang terbuka melawan tiga negara dalam sebuah genre FPS atau TPS juga sepertinya akan menghasilkan pengalaman yang seru. Namun, saya sendiri melihat Dwikora sebagai kesempatan untuk memunculkan sebuah game spionase dan mata-mata yang mumpuni. Berperan sebagai seorang agen Indonesia di Malaysia!

5. Pertempuran Laut Aru (Maluku)




Tidak diragukan lagi, perang laut paling dramatis yang pernah terjadi di Indonesia adalah Pertempuran Laut Aru yang merupakan bagian dari operasi Trikora. Tiga kapal perang tempur Indonesia yang ditugaskan melakukan operasi penyusupan, RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, dan RI Harimau, harus berhadapan dengan sebuah takdir buruk. Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini ternyata terendus oleh pihak otoritas Belanda. Mereka mengirimkan dua kapal jenis destroyer dan pesawat tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang Indonesia. Namun, dengan heroiknya, RI Matjan Tutul memutuskan untuk maju dan mengalihkan perhatian musuh, memberikan kesempatan kepada dua kapal yang lain untuk melarikan diri. Komodor Yos Sudarso wafat dalam pertempuran ini.

Konsep Game: Bayangkan jika Anda berperan sebagai salah satu awak kapal RI Matjan Kumbang atau RI Harimau. Setelah berjuang setengah mati dengan berbagai senjata anti-udara untuk melawan pesawat tempur yang terus lalu-lalang, harapan untuk terus hidup sepertinya menipis. Namun, tiba-tiba suara Komodor Yos Sudarso membahana, meminta kapal Anda untuk segera melarikan diri. Dengan gerakan slow motion, Anda melihat RI Matjan Tutul bergerak menuju gelapnya malam disertai muntahan peluru yang tidak berkesudahan. Anda hanya bisa menatap dari geladak kapal yang bergerak bertolak dari arah Yos Sudarso.

4. Serangan Umum 1 Maret 1949 (Yogyakarta)




Indonesia semakin berani ketika perlengkapan senjata dan koordinasi militernya yang masih muda mulai menunjukkan potensi pertahanan yang cukup kuat. Belanda yang di kala itu sedang menjajal usaha invasi keduanya datang seolah tak terbendung. Namun, TNI tidak tinggal diam. Sebuah rencana serangan disusun untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki sebuah kemampuan sebuah negara berdaulat, tetapi juga eksistensi badan militer. Yogyakarta dipilih sebagai ajang pembuktian. Selain sebagai ibu kota, Yogyakarta kala itu juga memuat banyak wartawan asing yang signifikan untuk publisitas dan memperkenalkan Indonesia. Serangan dimulai saat fajar, berlangsung selama 6 jam, dan berhasil memukul mundur Belanda.

Konsep Game: Serangan seperti ini tentu saja akan lebih cocok dengan sentuhan FPS yang epik. Berperan sebagai salah satu anggota TNI, Anda akan dihadapkan kepada plot dan gameplay FPS yang umum. Bergerak pelan menuju Yogyakarta, karakter Anda akan terlibat dalam berbagai pertempuran seru dan penuh darah. Sensasi dramatisasi hadir ketika Anda perlahan merebut wilayah satu per satu.

0 komentar:

Posting Komentar