Prosesor Intel Core generasi ke-2, yang banyak dikenal dengan codename ‘Sandy Bridge’, memiliki arsitektur yang baru, performa yang sangat fenomenal, dan overclockability yang luar biasa (mencapai 5.4Ghz dengan pendingin HSF). Maka dari itu, ada beberapa orang yang merasa bahwa mengupgrade sistem lama ke Sandy Bridge akan menghadirkan peningkatan performa yang signifikan. Apakah Anda salah satu diantaranya? Nah, sebelum anda pergi ke Mangga Dua dan mengganti sistem lama Anda, ada baiknya Anda membaca artikel ini terlebih dahulu!
Seperti halnya setiap hardware baru yang dirilis, Sandy Bridge memiliki sedikit karakteristik ‘unik’ yang membuatnya berbeda dengan hardware lain, berikut ini diantaranya :
1. CPU LGA1155 TIDAK kompatibel dengan LGA1156
Hal ini terdengar cukup simple, namun begitulah adanya. Jika saat ini Anda ingin menggunakan prosesor Sandy Bridge yang menggunakan soket LGA1155, mau tidak mau Anda harus membeli motherboard yang menggunakan soket LGA1155. Tidak ada backward-compatibility antara CPU LGA1156 dan LGA1155. Satu-satunya hal yang sama dari LGA1155 dan 1156 adalah lubang untuk mounting HSFnya, sehingga Anda masih dapat menggunakan HSF LGA1156 pada prosesor Sandy Bridge LGA1155 Anda.
2.Prosesor K-Series vs Non-K-Series, apa bedanya?
Jika Anda menyimak berbagai model prosesor Sandy Bridge yang akan dirilis, Anda akan menyadari bahwa ada beberapa prosesor yang memiliki model number yang sama, namun mempunyai akhiran ‘K’. Prosesor yang memiliki akhiran ‘K’ seperti i5-2500K dan i7-2600K adalah prosesor yang disebut sebagai prosesor K-Series, sedangkan prosesor tanpa akhiran ‘K’ seperti i5-2300 dan i5-2500 disebut prosesor non-K-Series.
Yang perlu Anda ketahui adalah tidak ada perbedaan clockspeed antara varian K-series dan Non-K series. Satu-satunya perbedaan antara K-series dengan Non-K adalah semua prosesor K-series memiliki multiplier yang tidak dikunci yang memungkinkan overclocking CPU via multiplier.
Gambar berikut ini akan menjelaskan perbedaan antara prosesor i5 2500K dan i5-2500 :
Seperti tertera pada gambar, i5-2500K dan i5-2500 memiliki clockspeed yang sama, bahkan frekuensi turbonya sama. Yang berbeda adalah i5-2500K memiliki ratio (multiplier) sampai dengan 57x atau lebih, sedangkan i5-2500 ‘hanya’ memiliki ekstra multiplier sampai dengan 41x.
3. Bus speed overclocking SANGAT terbatas pada Sandy Bridge
Bagi Anda para overclocker, ataupun power-user yang biasa meng-overclock prosesor Anda, pasti Anda mengetahui bahwa bus speed memegang peranan penting dalam melakukan overclocking. Hal tersebut tentunya sesuai dengan panduan rumus overclocking yang mendasar, CPU Clock = Bus Speed x CPU Multiplier. Pada prosesor Intel generasi sebelumnya (Lynnfield, Bloomfield, Gulftown, dan juga Clarkdale) nilai bus speed, atau biasa disebut BCLK (base clock) ini mempunyai range dari default 133Mhz, sampai dengan 220Mhz atau bahkan 250Mhz dengan bantuan extreme cooling. Dengan adanya range pengubahan BCLK sebesar lebih dari 50% ini, prosesor yang multipliernya dikunci sekalipun dapat dioverclock cukup tinggi. Pada prosesor Sandy Bridge yang beredar saat ini, ucapkan selamat tinggal pada metode overclocking BCLK, karena range pengubahan BCLK pada Sandy Bridge SANGAT (amat) terbatas.
BCLK pada Sandy Bridge berada pada nilai 100Mhz, tapi nilai ini hanya bisa dinaikkan sekitar 4-5%.Rata-rata prosesor Sandy Bridge yang kami uji mengalami limitasi BCLK pada 104-105Mhz, dan dengan extreme cooling, kami hanya bisa mendapat nilai 110Mhz. Ini berarti overclocking Sandy Bridge akan SANGAT bergantung kepada variabel selain BCLK, yakni multiplier. Dan mengingat prosesor Sandy Bridge yang memiliki multiplier tidak dikunci hanya Sandy Bridge ‘K’ Series, Anda yang ingin mendapat margin overclocking cukup besar mau tidak mau harus membeli prosesor ‘K’ Series. Non-K Series memang masih memungkinkan overclocking, namun hanya sekitar 400Mhz dari frekuensi turbo tertingginya.
Hal tersebut akan berpengaruh kepada user yang biasa membeli prosesor murah lalu melakukan overclock setinggi-tingginya. Sandy Bridge tidak lagi mengenal istilah “Beli prosesor termurah, Overclock setinggi-tingginya”, seperti yang terjadi pada saat mengoverclock Core i7 920 ke level diatas Core i7 975 Extreme. Ini berarti Intel sukses untuk membatasi hasil overclock dari CPU kelas valuenya supaya tidak ‘mengganggu’ pasar prosesor kelas atas mereka. Sampai saat artikel ini ditulis, Intel tidak memberi pernyataan apakah limitasi BLCK ini terjadi karena arsitektur baru atau memang ‘sengaja’ dilakukan. Menyakitkan memang, tapi itulah salah satu kenyataan pahit yang harus kita terima di Sandy Bridge.
4.Terdapat perbedaan signifikan antara motherboard H67 dan P67
Pada generasi sebelumnya, motherboard dengan chipset H55 tidak memiliki banyak perbedaan dengan P55. Perbedaan keduanya hanya ada pada kemampuan motherboard dengan chipset H55 yang bisa memanfaatkan onboard GPU yang terdapat pada prosesor Clarkdale (contoh: Core i3 5xx/Core i5 6xx). Namun pada era Sandy Bridge, chipset H67 memiliki beda yang signifikan dibanding P67, lihat tabel dibawah ini :
Terlihat dari tabel di atas, motherboard dengan chipset H67 memiliki banyak limitasi. Nampaknya Intel tidak mengijinkan para pengguna chipset H67 untuk mengoverclock CPUnya (baik lewat multiplier maupun lewat bus speed-BCLK), dan juga membatasi DRAM Speed di batas 1333Mhz. Satu-satunya yang bisa dioverclock pada sistem H67 adalah IGP(Integrated Graphics Processor) yang tertanam pada prosesor Sandy Bridge.
Jadi bagi Anda yang ingin membeli prosesor Sandy Bridge K-Series dan memiliki DDR3 yang bisa berjalan pada frekuensi 1866Mhz keatas, sebaiknya Anda memilih chipset P67, karena sekalipun anda membeli CPU K-series, Anda tidak bisa mengubah multipliernya di motherboard H67 (setidaknya untuk saat ini). Tapi perlu diingat, Intel tidak merencanakan chipset P67 untuk memiliki video output, sehingga untuk dapat memanfaatkan IGP Sandy Bridge, Anda harus menggunakan chipset H67. Benar-benar pilihan yang cukup membingungkan, bukan?
5. Pengaturan DRAM Speed yang terbatas
Sudah bosan mendengar kata ‘terbatas’? Kami harap tidak. Seperti yang Anda tebak, dengan limitasi BCLK yang ada, sudah tentu kecepatan RAM sistem Anda juga akan dibatasi. Seperti yang Anda baca pada poin sebelumnya, pengguna chipset H67 hanya bisa memilih frekuensi RAM sampai dengan 1333Mhz. Untungnya pada chipset P67, Intel berbaik hati untuk memberikan pilihan speed :1333Mhz, 1600Mhz, 1866Mhz, dan 2133Mhz. Ini berarti, pengguna chipset P67 bisa menjalankan RAM DDR3-nya sampai dengan 2133Mhz walapun menggunakan BCLK default di 100Mhz. Yang nantinya akan mengalami masalah adalah pengguna DDR3 dengan clock selain yang diutarakan diatas, misalnya pengguna DDR3-1800, DDR3-2200, DDR3-2400, dan lain sebagainya. Penggunaan RAM Speed selain 1333Mhz, 1600Mhz, 1866Mhz, dan 2133Mhz tentunya membutuhkan pengubahan BCLK. Nah, mengingat frekuensi RAM pada sistem Sandy Bridge bergantung kepada BCLK dengan rumus berikut :
DRAM Speed = BCLK * DRAM Multiplier, otomatis range setting DRAM Speed pada Sandy Bridge juga menjadi terbatas sesuai dengan BCLK-nya (dimana range pengubahan BCLK pada Saydy Bridge sangatlah terbatas).
Contoh :
Untuk menggunakan DDR3-2400, seorang user harus menggunakan setting DRAM pada 2133Mhz, dan menggunakan BCLK sebesar 112.5 Mhz. Mengingat rata-rata limitasi BCLK pada Sandy Bridge adalah 104-105Mhz, kecepatan DDR3-2400 menjadi hampir mustahil dicapai.
Hal ini juga menyebabkan setting XMP (Xtreme Memory Profile) pada Sandy Bridge menjadi berubah total. Sekarang semua RAM yang memiliki XMP akan berjalan pada clock yang terdekat (atau dibulatkan ke bawah) ke value RAM Speed yang dispesifikasikan Intel (1333,1600,1866, dan 2133Mhz). Jadi misalnya Anda mempunyai RAM yang memiliki profile XMP DDR3-2200Mhz, pada platform Sandy Bridge, RAM Anda akan berjalan pada speed DDR3-2133Mhz. Contoh lain, jika ada RAM dengan XMP DDR3-1800Mhz, maka RAM tersebut akan berjalan pada DDR3-1600, dan lain sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar